Breaking News

Cara Diagnosa Avian Encephalomyelitis (AE) pada Ayam - Bag. 2

Gambar 2. Katarak ekstensif local pada lensa mata


3. Diagnosa

Diagnosa dapat dilakukan dengan melakukan isolasi dan identifikasi virus AE dan dengan melihat gambaran histopatologis otak. Untuk isolasi virus, suspensi otak disuntikkan pada TAB umur 5 hari melalui kuning telur. Anak ayam yang menetas kemudian diamati pada 10 hari pertama, bila positif akan terlihat gejala penyakit AE pada anak ayam.
Selain itu dapat pula dilakukan inokulasi sampel otak pada anak ayam umur 1 hari secara intra cerebral, yang dapat diamati selama 2 bulan serta diamati ada tidaknya gejala AE.
Dapat pula dilakukan diagnosa dengan cara membuat biakan jaringan dari otak embrio ayam terinfeksi dan dilakukan uji indirect FAT dan ternyata cara ini lebih sensitif daripada cara inokulasi. Selain itu dapat pula dilakukan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), Immuno Diffusion (ID) atau Embryo Susceptibility Test dan Virus Netralisasi (VN) Test.

4. Diagnosa Banding 

Penyakit AE perlu dibedakan dengan penyakit lain seperti Newcastle Disease (ND), avian encephalomalacia (defisiensi vitamin E), defisiensi riboflavin dan penyakit Marek's.

5. Pengambilan dan Pengiriman Sampel

Untuk keperluan isolasi virus bahan yang paling baik adalah otak yang diambil secara aseptik berasal dari ayam yang telah tertular tidak lebih dari 3 hari dan disimpan pada transport media yang mengandung antibiotika dan dikirim dalam keadaan segar. Pengiriman spesimen dilengkapi dengan melampirkan keterangan spesimen. Untuk keperluan pemeriksaan histopatologik maka selain otak dapat dikirim proventriculus.

E. PENGENDALIAN

1. Pengobatan 

Cara pengobatan belum ada. Pada ayam yang masih hidup dapat diberikan ransum pakan yang baik disertai vitamin dan elektrolit.

2. Pelaporan, Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan

  • Pelaporan
(1) Bila ditemukan penyakit AE dilaporkan kepada Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat dan selanjutnya diteruskan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
(2) Peneguhan diagnosa dilakukan oleh Laboratorium Veteriner terakreditasi.
  • Pencegahan
Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan vaksinasi AE. Ayam yang masih dara yang akan digunakan untuk pembibitan perlu divaksinasi pada umur 10 dan 15 minggu. Vaksin dapat diberikan melalui air minum atau suatu produk kombinasi dengan vaksin cacar (avian pox) yang diberikan secara intra dermal atau penusukan (penggoresan) pada selaput sayap. Vaksinasi cukup dilakukan satu kali dan biasanya dapat melindungi sampai ayam diafkir. Pencegahan pada daerah yang tertular dapat diberikan vaksinasi terhadap ayam dewasa. Bagi peternakan yang tertular maka agar diterapkan biosekuriti yang ketat. Barang maupun orang yang keluar dari peternakan yang bersangkutan harus disuci hama dan ayam dari lokasi tersebut tidak boleh dikeluarkan selama penyakit tersebut.
Karena penyakit ini dapat diturunkan melalui telur, maka harus diupayakan bibit yang berasal dari induk yang bebas AE. Anak ayam yang menderita AE, sebaiknya dimusnahkan dengan cara membakarnya atau menguburnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas lagi. Kandang dan peralatan yang tercemar harus segera disucihamakan dengan desinfektan. Sedangkan ayam dewasa yang dikhawatirkan sebagai pembawa penyakit (carrier) dapat dipotong dan dagingnya dapat dikonsumsi dan telurnya dapat dijual sebagai telur konsumsi. Ayam yang terserang AE dapat sembuh, namun sangat sedikit yang dapat mencapai kesembuhan dan biasanya sudah tidak efisien lagi untuk dipelihara.

F. DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1998. Epidemic Tremor. Merck Veterinary Manual. National Publishing Inc. Philadelphia
Anonim 1997. Animal Hygiene Manual. Japan Livestock Technology Association, pp : 50-51
Elkin Nati 2008. Avian Encephalomyelitis. PoultryMed
McMullin Paul 2004. Avian Encephalomyelitis, Epidemic Tremors. A Benchmark Holdings Ltd, Company. England
Tarmudji 2004. Hati-hati dengan Avian Encephalomyelitis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta
Tabbu CR 2000. Penyakit ayam dan Penanggulangannya. Penyakit Bakterial, Mikal dan Viral. Volume 1. Penerbit kanisius, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By