Thursday, December 12, 2024

Breaking News

Penyakit Avian Encephalomyelitis (AE) pada Ayam - Bag. 1


Gambar 1. Kelumpuhan pada kedua kaki anak ayam



Sinonim : Epidemic Tremor, Infectious Avian Encephalomyelitis.

A. PENDAHULUAN

Avian Encephalomyelitis (AE) merupakan penyakit viral akut pada anak ayam, yang ditandai dengan ataksia, tremor pada otot kepala dan leher serta kelumpuhan. Penyakit ini mempunyai arti ekonomi yang cukup penting pada peternakan.
Penyakit AE umumnya menyerang anak ayam umur 1-4 minggu, sedang pada ayam petelur hanya mengakibatkan penurunan produksi telur antara 5-20%, yang mempengaruhi daya tetas telur yang diproduksinya. Bila diingat bahwa Penyakit AE ini ditularkan melalui telur maka “Breeder” yang paling dirugikan akibat serangan penyakit ini.

B. ETIOLOGI

Avian Encephalomyelitis disebabkan oleh virus RNA dari family Picornaviridae. Dengan mikroskop elektron terlihat virion-virion yang berbentuk heksagonal dan mempunyai enveloped serta mempunyai diameter 24-32 nm. Virus AE tahan terhadap kloroform, tripsin, asam dan pepsin serta DN ase. 

C. EPIDEMIOLOGI

1. Sifat Alami Agen 

Terdapat beberapa strain virus AE, tetapi tidak ada perbedaan antigenik antara berbagai strain yang ada. Tidak ada  hubungan  antigenik  antara virus AE dengan virus encephalomyelitis pada mamalia. Virus AE dapat ditumbuhkan pada kultur jaringan dari fibroblast embrio ayam dan ginjal ayam. Virus juga dapat dibiakkan pada telur ayam berembrio (TAB) pada bagian kuning telur, cairan amnion dan cairan alanto. Strain van Rockel bersifat sangat neurotropik karena diadaptasikan pada embrio ayam dan dapat menginfeksi ayam dari semua umur, setelah diinokulasikan secara intraparenteral.

2. Spesies Rentan 

Hewan yang paling rentan terhadap AE adalah anak ayam umur 2-3 minggu. Ayam dewasa dapat ditulari walaupun secara subklinis. Burung kuau,  puyuh dan kalkun secara alami dapat tertular walaupun tidak serentan pada ayam. Anak itik, anak merpati dan burung mutiara dapat tertular secara eksperimental.

3. Pengaruh Lingkungan 

Virus dapat tahan hidup dalam feses dalam waktu yang cukup lama, karena sangat tahan terhadap kondisi lingkungan. Periode lamanya virus dikeluarkan melalui feses tergantung dari umur ayam yang terinfeksi, apabila anak ayam cukup muda maka dapat dikeluarkan bersama feses lebih dari 2 minggu dan apabila umur ayam lebih dari 3 minggu maka virus hanya dapat dikeluarkan bersama-sama feses selama 5 hari.

4. Sifat Penyakit 

Sesuai dengan namanya maka penyakit ini bersifat epidemik,  terutama pada anak ayam. Pada umumnya angka kesakitan antara  40-60%  bila anak ayam berasal dari flok yang infeksi,angka kematian berkisar 25% dan dapat pula mencapai 50%. Kejadian tersebut diatas prosentasenya mungkin rendah apabila kelompok anak ayam tersebut berasal dari breeder flok yang mempunyai kekebalan.

5. Cara Penularan 

Virus AE ditularkan melalui dua cara yaitu secara vertikal dan horizontal, secara vertikal melalui telur, dimana telur dierami oleh induk yang terinfeksi secara sub klinis sehingga menjadi media pembawa virus, setelah telur menetas maka anak ayam akan terinfeksi secara klinis virus tersebut. Secara horizontal anak ayam yang terinfeksi tersebut akan menyebarkan virus pada ayam lainnya dalam satu kelompok melalui feses yang mengandung virus. Masa inkubasi penyakit AE melalui kontak langsung paling lama 11 hari dan bila melalui telur (embrio telur) selama 7 hari.

6. Distribusi penyakit

Kasus AE ditemukan di seluruh dunia dan untuk pertama kali penyakit ini dilaporkan oleh Jones di Pulau Rhode Inggris pada tahun 1930. Kasus penyakit AE pernah dilaporkan di Indonesia pada tahun 1972 di daerah Bogor dan Surabaya. Selain di Jawa, penyakit ini juga pernah didiagnosis di Sumatera Barat, Sulawesi selatan dan Bali. Mengingat AE pada ayam dewasa bersifat subklinis kemungkinan penyakit ini dapat ditemukan ditempat lain.

 

D. PENGENALAN PENYAKIT


1. Gejala Klinis

Pada anak ayam umumnya umur 1-2 minggu ditemukan gejala antara lain ayam awalnya tampak sayu, diikuti ataksia karena adanya inkoordinasi dari otot-otot kaki, sehingga ayam dapat jatuh ke samping dengan kedua kaki terjulur ke satu sisi, tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu, keadaan akan berlanjut dengan kelumpuhan dan diakhiri dengan kematian.
Pada ayam petelur gejala yang terlihat hanyalah penurunan produksi telur antara 5-10% dan tidak diikuti gejala gangguan syaraf. Pada ayam pembibitan ditemukan adanya daya tetas telur yang menurun dan anak ayam yang ditetaskan akan banyak tertular penyakit AE.

2. Patologi

Perubahan patoolgi biasanya tidak tampak dengan jelas.  Lesi  biasanya tidak terlalu mencolok, terdapat nodul-nodul keputihan pada empedu, pada beberapa unggas terlihat mengalami katarak seminggu setelah terinfeksi.
Histopatologis :
Secara mikroskopik perubahan dapat dilihat pada otak, di mana terdapat focal mikrogliosis, akumulasi limfosit perivaskular dan degenerasi sel neuronal. Di semua bagian otak dapat ditemukan perivascular cuffing. Pada pankreas, proventrikulus dan ventrikulus terdapat hyperplasia folikel limfoid. Pada jantung, paru, limpa, hati dan ginjal jarang ditemukan adanya perubahan.


Selanjutnya, Baca Juga : Cara Mendiagnosa Penyakit Avian Encephalomyelitis

Demikian Artikel tentang Pengenalan Penyakit Avian Encephalomyelitis (AE), semoga dengan adanya artikel ini diharapkan bisa membantu Anda yang kebetulan sedang mencari artikel serupa. Semoga bermanfaat, jangan lupa like dan share ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By